Ketika sebuah pilihan kan berlabuh
Berlabuh pada titik kepastian
namun melayang di titik ketidakpasitan
Hingga muncul beribu tanya
akan sebuah pilihan
di mana pilihan kan berlabuh?
Menimbang
mengingat
dan menetapkan
Sudah macam konsideran
Bertanya pada kasur, jendela, bantal
Bertanya pada jalan, motor, lampu
Bertanya pada pohon, bunga, dan rumput
Yang disangka dapat jawaban
hanya diam yang mendekat
Yang disangka dapat pencerahan
hanya gelap yang membisu
Betapa bodohnya
hingga tak dibuka yang sudah berdebu itu
yang punya berwarna merah
yang berisi firman TUHAN
Kau tak sekedar membuka lalu membaca
Kau butuh hayati tiap untaian katanya
Kau butuh resapi kenapa ia hadir
Kau butuh renungi tiap detailnya
sehingga kau mampu memilih
wahai diri...
sehingga kau mampu melangkah
wahai diri...
Sungguh, tak biarkan diri untuk merugi
Di dalamnya sepinya kalbu ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar