Jumat, 17 Agustus 2018

Ada dengan kata hati?

Dan hampir di setiap puisi yang saya buat, ada kata hati di dalamnya. Karena perempuan cenderung dengan hati, daripada akal yang sering meracuni diri. Namun, tidak jarang justru hati jadi sumber racun hati. Sudah banyak obat penawar akal, tapi... Adakah yang obat penawar hati yang lebih baik dari Alquran?

Disenandungkan dalam hati. Macam kilas balik, diri sudah berbuat apa dan diri sudah berlaku apa. Yang nantinya menjadi bakal calon saksi di hari pertanggungjawaban nanti.

Tak usah khawatir dengan pertanggungjawabannya Allah. Hanya saja, justru bertambah khawatir jika kekhawatiran itu menghilang dari diri dan tak ada lagi sisa hingga tak takut dengan Rabb. Justru berkhianat atau bahkan murtad. Na'udzubillahi mindzalik.

Jadi, kenapa hati sering muncul dalam puisi saya? Walau saya sangat jauh dari kata handal dalam membuat puisi, harapannya pembaca pun dapat menangkap apa yang menjadi penekanan pada puisi saya yakni tentang masalah hati. Ya, hati. Hati yang akan mengontrol diri, hati yang mampu mensugesti diri, dan hati yang mampu melihat dalam gelapnya jalan.

Semoga hati tetap terjaga. Semoga hati tetap ada cahayanya walau itu redup.
Dan semoga Allah selalu memberi kekuatan pada kita. Aamiin...

0 komentar:

Posting Komentar

 
;